Dampak pencurian sumber daya laut terhadap perekonomian Indonesia memang tidak bisa dianggap remeh. Menurut data yang dikeluarkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan, kerugian akibat pencurian sumber daya laut mencapai triliunan rupiah setiap tahunnya. Hal ini tentu saja sangat merugikan perekonomian Indonesia yang sebagian besar pendapatannya berasal dari sektor kelautan.
Menurut Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo, “Pencurian sumber daya laut merupakan ancaman serius bagi perekonomian Indonesia. Selain merugikan negara, juga merugikan nelayan dan masyarakat pesisir yang menggantungkan hidupnya dari hasil laut.”
Tak hanya itu, dampak pencurian sumber daya laut juga berdampak pada ekosistem laut yang semakin rentan akibat penangkapan yang tidak terkendali. Menurut Dr. Ir. R. Suwarsono, M.Sc., ahli kelautan dari Universitas Indonesia, “Pencurian sumber daya laut akan mempercepat kepunahan spesies-spesies ikan yang sudah mulai langka. Hal ini akan berdampak pada rantai makanan dan keseimbangan ekosistem laut secara keseluruhan.”
Selain itu, pencurian sumber daya laut juga berdampak pada hilangnya lapangan kerja bagi nelayan lokal yang menjadi korban dari praktik pencurian tersebut. Hal ini tentu akan berimbas pada penurunan kesejahteraan masyarakat pesisir yang sudah bergantung pada hasil laut sebagai sumber penghidupan utama.
Maka dari itu, langkah-langkah preventif perlu segera diimplementasikan untuk mengatasi masalah pencurian sumber daya laut ini. Kepolisian Perairan dan Udara (Polairud) serta Kementerian Kelautan dan Perikanan telah bekerja sama dalam melakukan patroli laut guna menekan praktik pencurian sumber daya laut.
Dengan demikian, kesadaran akan pentingnya menjaga sumber daya laut harus ditingkatkan, baik dari pemerintah, masyarakat, maupun pelaku usaha di sektor kelautan. Sehingga, perekonomian Indonesia dapat terus berkembang dan lestari tanpa terkikis oleh praktik pencurian sumber daya laut yang merugikan.